Pengakuan Idris yang Tembak Mati Subaidi karena Beda Pilihan Pilpres | berita unik

Pengakuan Idris yang Tembak Mati Subaidi karena Beda Pilihan Pilpres

home design,business phone service,small business phone service provider,online accounting degree,online college schools
however former students may be hard to song down, if not untraceable. Others face economic and bureaucratic limitations to re-enrolling. nevertheless others are stymied by way of instructional calendars that continue to want the conventional 18- to 22-yr-old college students, despite the fact that they're not the norm.
Sampang - Idris dipenjara seumur hidup karena menembak mati Subaidi. Pemicunya karena mereka cekcok soal beda pendapat tentang pilpres. 

Idris menghabisi nyawa Subaidi pada Rabu 21 November 2018 lalu di Jalan Desa Sokobanah Tengah, Sampang, Jawa Timur. Tersangka membunuh Subaidi karena sebelumnya sempat cekcok dengan korban melalui media sosial Facebook, gara-gara beda dukungan calon presiden.

Idris yang tidak terima dengan perdebatan di Facebook, lalu mencari Subaidi. Ia menguntit dan menabrakkan sepeda motornya dengan sepeda motor Subaidi.

"Saya menggunakan sepeda motor dari arah utara, sedangkan Subaidi juga menggunakan sepeda motor dari arah selatan," kata Idris, sebagaimana tertuang dalam putusan PN Sampang sebagaimana dilansir website MA, Selasa (9/4/2019).
Baca juga: Penjara Seumur Hidup Gegara Saling Ejek Soal Pilpres

Bruk! Idris terjungkal ke sebelah kiri. Adapun Subaidi masih bisa bertahan di sepeda motornya.

Subaidi kemudian mengeluarkan pisau dari balik baju dan menyabetkan kepada Idris. Secepat kilat, Idris memundurkan badannya sehingga tidak kena sabetan. Subaidi kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Mengetahui lawannya terjatuh, Idris mengambil pistol dari pinggang sebelah kanan. Subaidi berdiri dan memegang baju Idris dan memberikan bogem mentah ke arah Idris.

Idris langsung menarik pelatuk. Dor!!! Timah panas mengenai badan Subaidi.

Subaidi masih bisa bernafas dan tertatih-tatih melarikan diri. Idris kabur ke rumah saudaranya.

"Saya merasa terhina sekali karena Subaidi menyebutkan LSM tahi (kotoran manusia-red). Saya mengarahkan senjata api ke arah korban karena nyawa saya terancam," kata Idris yang juga anggota LSM itu.

Kala itu, Idris mengaku hanya ingin mengklarifikasi perdebatan di Facebook. Adapun pistol itu ia beli dari keluarganya seharga Rp 5 juta.

PN Sampang menyatakan Idris terbukti melakukan pembunuhan berencana menggunakan senjata api yang menewaskan Subaidi. Hakim menyebut terdakwa terbukti melanggar Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan berencana dan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.

"Menyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan terbukti melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan tanpa hak memiliki senjata api dan amunisi, menjatuhkan hukuman seumur hidup," kata ketua majelis hakim Budi Setyawan didampingi hakim I Gde Perwata dan Afrizal. (asp/rvk)

Sumber: 
https://news.detik.com/berita/d-4503214/pengakuan-idris-yang-tembak-mati-subaidi-karena-beda-pilihan-pilpres



close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==